Abstrak— Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI)
merupakan ajang kompetisi robotika nasional yang terdiri dari divisi Beroda dan
divisi
Berkaki. Pada Kontes Robot Pemadam Api
Indonesia (KRPAI) divisi Berkaki, robot yang diperlombakan harus mampu bergerak
menyusuri dinding arena perlombaan yang membentuk lorong dan ruangan untuk
melakukan tugasnya memadamkan api dari sebuah lilin yang diletakkan pada salah
satu ruang. Berdasarkan kondisi tersebut maka dalam skripsi ini dirancanglah
suatu Sistem Navigasi Wall Following
Robot KRPAI Divisi Berkaki Menggunakan Kontroler PID.
Kontroler PID bertujuan untuk memuluskan
pergerakan robot saat menyusuri dinding arena perlombaan. Dari hasil pengujian
menunjukkan dengan bantuan kontroler PID, robot wall follower telah mampu mengambil keputusan gerakan yang harus dilakukan dalam mengikuti sisi
dinding arena. Penentuan hasil parameter kontroler PID ini didapatkan dengan
menggunakan metode hand tuning. Hasil
parameter kontroler PID yang dicapai dari penelitian ini diperoleh nilai Kp=4,
Ki=2, dan Kd=0,05.
Kata
Kunci— navigasi wall following, kontroler PID, hand tuning, KRPAI.
I. PENDAHULUAN
Robot adalah sebuah sistem mekanik yang
mempunyai fungsi gerak analog untuk fungsi gerak organisme hidup, atau
kombinasi dari banyak fungsi gerak dengan fungsi intelligent [1]. Dunia
robotika telah berkembang pesat di Indonesia.
Salah satu wadah pengembangan teknologi robotika di bidang pendidikan
adalah Kontes Robot yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(Dirjen DIKTI), yang terdiri dari 4 kategori, yaitu Kontes Robot Indonesia
(KRI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes RoboSoccer Humanoid League,
dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) yang diselenggarakan setiap tahunnya.[2]
Pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI)
robot kontes dibagi menjadi dua divisi, yaitu divisi beroda dan divisi berkaki
[2]. Robot harus mampu beradaptasi dan melaksanakan tugasnya untuk memadamkan
api sesuai dengan kondisi arena pertandingan dengan cara bergerak menyusuri
arena. Agar dapat menyusuri arena tersebut maka mobile robot yang dirancang
harus mampu mendeteksi keberadaan dinding dan lorong yang menjadi lintasan
robot.
Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah
dengan mengikuti sisi dinding (wall following) pada arena menggunakan sensor
ultrasonik PING))) untuk mendeteksi jarak. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
sistem kontrol untuk menunjang cara tersebut yang dapat mengatasi
kelemahan-kelemahan dalam pergerakan.
Maka dalam skripsi ini akan dirancang suatu Sistem Navigasi Wall
Following Robot KRPAI Divisi Berkaki menggunakan Kontroler PID.
Perancangan kontroler PID ini menggunakan cara
hand tuning untuk menentukan besar KP, Ki, dan Kd. Pengontrolan dilakukan
dengan penentuan masukan berupa jarak yang diinginkan terhadap dinding (setpoint). Selanjutnya data berupa jarak
diolah menggunakan kontroler yang menghasilkan sinyal untuk mengontrol plant, sehingga dapat menentukan
keluaran posisi jarak yang terukur dari robot. Kemudian keluaran tersebut
melalui proses umpan balik dimana kesalahan ditunjukkan dengan selisih antara
input (masukan) dan respon keluaran. Setelah itu baru menentukan parameter
kontroler PID supaya sistem close loop
memenuhi kriteria performansi yang diinginkan.[3]
II.
LANDASAN TEORI
A.
Robot Berkaki
Robot
berkaki adalah robot yang menggunakan kaki untuk bergerak. Kelebihan utama dari
robot berkaki jika dibandingkan dengan robot beroda adalah kemampuannya untuk
bergerak di medan yang tidak rata. Robot berkaki enam memiliki jumlah derajat
kebebasan (degree of freedom) sebanyak 2 sampai 3 buah pada setiap kakinya.
Untuk dapat bergerak, maka perlu diatur kombinasi gerakan pada masing-masing
sendi sehingga kaki robot dapat terangkat dan berpindah pada posisi yang
diinginkan.
B. Navigasi Wall
Following
Wall
following merupakan salah satu metode navigasi yang digunakan untuk menyusuri
kontur dinding. Metode ini biasanya digunakan robot yang memiliki kemampuan
menyusuri dinding atau labirin untuk menyelesaikan misi misi tertentu. Pada
dasarnya algoritma ini bertujuan untuk menjaga agar jarak robot pada dinding
tetap pada batas yang diinginkan sementara robot terus bergerak maju.
C. Kontroler
PID
Gabungan
aksi kontrol proporsional, integral, dan diferensial mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan masing-masing dari tiga aksi kontrol tersebut.
Masing-masing
kontroler P, I, maupun D berfungsi untuk mempercepat reaksi sistem,
menghilangkan offset,dan mendapatkan
energi ekstra ketika terjadi perubahan load. Persamaan kontroler PID ini dapat
dinyatakan pada persamaan berikut,
III. PERANCANGAN
ALAT
Perancangan
ini meliputi perancangan sistem keseluruhan, perancangan perangkat keras,
perancangan sistem kontrol PID sistem navigasi wall following dan perancangan
perangkat lunak. Perancangan perangkat keras meliputi perancangan mekanik dan
perancangan rangkaian elektrik robot. Perancangan perangkat lunak meliputi
pembuatan diagram alir sistem dan pengaplikasian pada program Code Vision AVR.
A. Penentuan
Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat yang direncanakan adalah
sebagai berikut:
1) Robot
berbahan dasar alumunium dan mika acrylic.
2) Robot
yang dibuat memiliki 6 kaki dengan 3 derajat kebebasan (Degree of Freedom
(DOF)) pada setiap kakinya.
3) Dimensi
maksimum robot adalah 46 cm x 31 cm x 27 cm (sesuai Peraturan Kontes Robot
Pemadam Api Indonesia 2013).
4) Mikrokontroler
Atmel ATMega32 sebagai implementasi kontrol PID navigasi wall following robot.
5) Mikrokontroler
Atmel ATMega8 sebagai pengolah data dan antarmuka sensor ultrasonik.
6) Mikrokontroler
Atmel ATMega128 sebagai pengontrol pergerakan dan antarmuka motor servo.
7) Arena
yang digunakan berupa bidang datar (kemiringan 0o).
8) Pendekteksi
keberadaan dinding sekitar menggunakan sensor ultrasonik PING))).
9) Sensor
ultrasonik diletakkan dibagian depan, samping kiri tengah, samping kiri,
samping kanan tengah dan samping kanan agar mobile
robot dapat mengukur jarak terhadap dinding arena.
10) LCD diletakkan pada bagian atas robot yang
berfungsi sebagai tampilan data.
B. Perancangan
Sistem Keseluruhan
Diagram blok sistem yang dirancang dibagi
menjadi dua bagian, yaitu :
•
blok
mikrokontroler
•
blok
sensor seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.
Gambar 1 Diagram Blok Sistem Keseluruhan Mobile
Robot
C. Perancangan
Perangkat Keras
1) Perancangan Mekanik
Berdasarkan
peraturan Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Divisi Berkaki tahun 2013,
batasan dimensi robot baik saat posisi
berhenti maupun saat bermanuver adalah sebagai berikut: Panjang
maksimum : 46 cm Lebar
maksimum : 31 cm
Tinggi
maksimum : 27 cm
Gambar 2 Desain Mekanik Robot Berkaki Enam
Pada
perancangan ini robot yang dibuat memiliki ukuran dimensi maksimum saat
bergerak adalah panjang 33 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 23 cm.
2) Perancangan Rangkaian Elektrik
Diagram
blok sistem elektronika ditunjukkan dalam Gambar 3.
Gambar 3 Diagram Blok Sisitem Elektronika
D. Perancangan
Sistem Kontrol PID
Aksi-aksi yang diperlukan untuk mengatur sistem
navigasi wall following dalam lintasan KRPAI adalah:
1) navigasi
aman (tanpa merusak dinding, tanpa menyentuh dinding, dapat memperbaiki
posisinya dalam lintasan ).
2) mengikuti dinding (wall following).
3) mengenali persimpangan.
4) mengambil keputusan arah yang dituju ketika
berada dipersimpangan.
5) mengambil arah persimpangan sesuai dengan mode
telusur kiri atau kanan.
Berikut ini adalah diagram blok aplikasi sistem
kontrol PID pada robot wall follower ditunjukkan
dalam Gambar 4 dibawah ini.
Gambar 4 Diagram Blok Aplikasi Sistem Kontrol
PID Komponen dari diagram blok :
1) Set Point
|
:
18 cm dari Dinding
|
2)Kontroler
|
:
Mikrokontroler
|
3) Aktuator
|
: 18 Motor DC Servo
|
4)Feedback
|
:
Sensor Ultrasonik PING
|
5) Plant
|
:
Posisi Robot
|
6) Output
|
:
Perubahan Posisi (Jarak)
|
Variabel
masukan untuk sistem navigasi wall
following ini yaitu jarak dari pembacaan sensor ultrasonik sedangkan
variabel keluaran berupa jenis pergerakan robot (maju, belok kanan, dan belok
kiri) dan berapa kali perulangan gerakan belok yang harus dilakukan untuk mengontrol
posisi robot terhadap dinding arena sehingga jarak yang diinginkan terpenuhi.
·
Fungsi Masukan Sisi Samping Tengah
Fungsi
masukan pada sisi samping tengah digunakan sesuai sisi dinding yang diikuti. Fungsi masukan pada sisi samping tengah ini juga menjadi set point dalam proses tuning kontrol PID. Penentuan nilai batas pada masing-masing fungsi masukan dilakukan
dengan memperhatikan jarak terbaca dari sensor ultrasonik pada saat posisi
robot berada ditengah-tengah lintasan.
Ketika
sisi dinding yang diikuti adalah sisi kanan (follow kanan) maka sensor
ultrasonik yang menjadi masukan adalah sensor ultrasonik samping kanan tengah
(D) sebaliknya untuk sisi dinding kiri (follow
kiri), sensor ultrasonik yang menjadi masukan adalah sensor ultrasonik
samping kiri tengah (B).
Gambar 5 Ilustrasi Robot Menjaga Jarak Dengan
Dinding Kanan
Fungsi
masukan dari sensor ultrasonik samping kanan tengah (D) dan sensor ultrasonik
samping kiri tengah (B) juga digunakan untuk mengetahui adanya belokan atau
persimpangan. Ilustrasi untuk menentukan batas-batas fungsi masukan ditunjukan
pada Gambar 6.
Gambar 6 Ilustrasi Robot Melewati Belokan Atau
Persimpangan
·
Fungsi Masukan Sisi Depan
Fungsi
masukan untuk sensor depan juga menjadi salah satu syarat bahwa robot harus
melakukan gerakan berbelok kekiri atau kekanan dan untuk mengenali
persimpangan, tetapi tidak dapat disamakan dengan fungsi masukan sensor pada
sisi samping tengah walaupun saling mempengaruhi. Sensor depan digunakan untuk
mendeteksi keberadaan dinding pada bagian depan robot. Seperti ditunjukan pada
Gambar 7.
Gambar 7
Ilustrasi Posisi Robot Ketika
Mengikuti Dinding Kanan
E. Perancangan
Perangkat Lunak
1. Pemrograman
Kontroler PID pada Robot Wall Follower
Pembuatan
program kontroler PID ini dilakukan berdasarkan persamaan kontroler PID
digital. Kontroler PID digital merupakan bentuk lain dari kontroler PID yang
diprogram dan dijalankan menggunakan komputer atau mikrokontroler.
Untuk
dapat mengimplementasikan PID digital di komputer atau mikrokontroler, maka
kontroler PID analog harus diubah terlebih dahulu ke bentuk digital.
Persamaan PID digital ditunjukkan dibawah ini :
keterangan
: u
= nil pid [4]
Diagram
alir program utama ditunjukkan dalam Gambar 8.
Gambar 9 Diagram Alir Subrutin Kontrol PID
Setpoint
sistem berupa masukan jarak robot terhadap dinding sebesar 18 cm. Jarak
tersebut terlebih dahulu dibandingkan dengan jarak robot saat ini hasil
pembacaan sensor ultrasonik, perbandingan tersebut akan menghasilkan nilai error.
Nilai error digunakan untuk menentukan jenis gerakan yang harus dilakukan robot. Penentuan ini
berdasarkan apakah nilai error tersebut bernilai positif, negatif atau nol.
Misal saat robot melakukan navigasi mengikuti dinding kanan apabila nilai error
sama dengan nol maka gerakan yang harus dilakukan adalah maju, apabila jarak
robot saat ini lebih besar dari nilai setpoint (positif error) maka gerakan
yang harus dilakukan adalah belok kanan dan begitupula sebaliknya apabila jarak
robot saat ini kurang dari nilai setpoint (negatif error) maka gerakan yang
harus dilakukan adalah belok kiri. Nilai error juga digunakan sebagai masukan
perhitungan PID yang akan menghasilkan nilai PID untuk menentukan jumlah
perulangan gerakan yang harus dilakukan untuk memenuhi nilai error
tersebut.
Hasil
penentuan jenis gerakan dan jumlah perulangan gerakan yang telah diproses
mikrokontroler utama (ATMega 32) dikirim kemikrokontroler pengendali motor DC
servo (ATMega 128) untuk dicocokan dengan basis gerakan yang telah dibuat
sebelumnya. Basis gerakan merupakan gerakan – gerakan yang digunakan dalam
sistem navigasi wall following ini yaitu gerak maju, belok kanan, dan belok
kiri. Gerakan – gerakan inilah yang nantinya dipilih dan diulang dengan jumlah
perulangan tertentu untuk memenuhi nilai error. Pada setiap gerakan ini sudut
dari masing – masing servonya sudah ditentukan sebelumya agar gerakan yang
terbentuk sesuai. Nilai sudut - sudut tersebut didapat dengan menggunakan
perhitungan invers kinematik diluar proses. Kemudian nilai sudut – sudut
tersebut dikonversi untuk menghasilkan nilai PWM yang dapat menggerakkan motor
– motor DC servo. Pergerakan motor – motor DC servo tersebut akan menggerakkan
kaki – kaki robot sehingga posisi robot terhadap dinding juga akan berubah.
Perubahan inilah yang dibaca oleh sensor ultrasonik, karena bila posisi robot
berubah maka jaraknya terhadap dinding juga akan berubah. Jarak inilah yang
nantinya menjadi umpan balik untuk dibandingkan dengan nilai setpoint untuk
menentukan besar error yang menjadi masukan perhitungan PID dan begitulah seterusnya
proses berulang agar robot dapat melakukan navigasi wall following.
2. Tuning
Eksperimen
Untuk
nilai parameter PID perlu diubah-ubah secara trial and error agar respon yang
diperoleh sesuai harapan. Tabel 1 menunjukkan proses penguatan nilai Kp melalui
hand tuning. Pada penentuan nilai parameter PID ini robot diletakkan pada jarak
24 cm dari dinding dan setpoint jarak yang diinginkan adalah 18 cm dari
dinding.
Tabel 1 Penguatan Kp dan Ki yang Berbeda
(Perancangan, 2013)
Ki
|
Kp
|
Error
Steady State (cm)
|
1
|
4
|
2
|
2
|
4
|
0
|
Gambar 10 Respon untuk Nilai Kp = 4 dan Ki = 2
Dalam
Gambar 10 dapat dilihat bahwa respon sistem sudah mampu mencapai setpoint. Untuk nilai penguatan Kd
adalah sebesar 0,05.
Dari
penentuan nilai penguatan Kp, Ki, dan Kd dapat dipastikan nilai penguatan yang
digunakan untuk sistem navigasi wall
following robot berkaki ini adalah
Kp = 4, Ki = 2, dan Kd = 0,05.
IV. PENGUJIAN
DAN ANALISIS DATA
Adapun
pengujian yang dilakukan sebagai berikut:
a) Pengujian data sensor ultrasonik PING)))
b) Pengujian Pengendali Motor DC Servo
c) Pengujian komunikasi
serial UART antar mikrokontroler
d) Pengujian keseluruhan sistem
• Pengujian robot mengikuti dinding kanan
• Pengujian robot mengikuti dinding kiri
a. Pengujian
Data Sensor Ultrasonik PING)))
Pengujian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pembacaan sensor sesuai dengan jarak sesungguhnya.
Hasil
pengujian yang diperoleh melalui beberapa kali pengambilan data ditunjukan pada
Tabel2
Tabel 2
Hasil Pengujian Data Sensor Ultrasonik
Berdasarkan Tabel 2, dapat diperoleh hasil
bahwa kesalahan rata-rata yang terjadi saat pembacaan sensor ultrasonik sebesar
0,12 cm. Kesalahan pembacaan terbesar yaitu 0,14 cm. Kesalahan tersebut tidak
memberikan pengaruh pada kinerja sistem yang dirancang karena pada sistem hanya
digunakan data jarak dengan nilai desimal didepan koma sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada sistem yang dirancang kesalahan pengukuran yang terjadi
adalah nol.
b. Pengujian
Pengendali Motor DC Servo
Pengujian
ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari pengendali motor DC servo dalam
menghasilkan pulsa periodik, dalam mengontrol sebuah motor DC servo, dan dalam
mengontrol multi servo sesuai dengan perancangan dapat diterapkan pada
mikrokontroler ATMega128 untuk mengontrol 4 buah motor servo.
Pelaksanaan pengujian pertama menggunakan perangkat Osiloskop.
Hasil
pengujian pemberian sinyal control sebesar 900 μs pada sebuah motor DC servo
ditunjukkan dalam Gambar 11.
Gambar 11 Hasil Pengujian Sinyal Kontrol Servo
dengan Lebar Pulsa 900 μs
Berdasarkan Gambar 11 ditujukkan bahwa sinyal
kontrol yang diinginkan sesusai dengan sinyal kontrol hasil pengujian.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa mikrokontroler ATMega128 dapat
menghasilkan pulsa periodik dengan baik.
Pengujian kedua yaitu dengan memberikan sinyal
kontrol pada multi servo. Pelaksanaan pengujian kedua menggunakan Software
Proteus Profesional 7. Hasil pengujian pemberian sinyal kontrol dengan lebar
sinyal kontrol 3000 μs pada multi servo
ditujukkan dalam Gambar 12.
Gambar 12 Hasil Pengujian Sinyal Kontrol dengan
Lebar Sinyal Kontrol 3000 μs pada Multi Servo
Dari pengujian pemberian sinyal kontrol diatas
dapat disimpulkan bahwa pada mikrokontroler ATMega128 dapat diterapkan
pengontrolan multi servo.
c. Pengujian
Komunikasi Serial Uart Antar
Mikrokontroler
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sistem komunikasi UART antara mikrokontroler utama dan mikrokontroler pengatur
ultrasonik berjalan dengan benar dan paket data jarak yang ditransmisikan dapat
dikenali.
Proses pengujian dilakukan dengan mengirimkan
data jarak sensor ultrasonik samping kiri (A) hingga sensor ultrasonik samping
kanan (E) pada komputer menggunakan kabel serial RS-232. Pengujian dilakukan
dengan meletakkan objek didepan sensor ultrasonik. Hasil pengujian ditunjukan
pada Gambar 13.
Gambar 13 Hasil Pengujian Komunikasi UART Antar
Mikrokontroler
Berdasarkan Gambar 13 dapat diketahui bahwa
paket data jarak yang dikirimkan mikrokontroler pengatur ultrasonik dapat
diterima oleh mikrokontroler pengatur utama dan susunan data jarak dalam paket
data yang diterima telah berhasil dikenali oleh mikrokontroler pengatur utama.
d. Pengujian
Keseluruhan Sistem
Pengujian keseluruhan sistem terdiri atas dua
bagian yaitu pengujian robot saat mengikuti dinding kanan dan pengujian robot
saat mengikuti dinding kiri pada model lapangan pengujian. Prosedur pengujian
dilakukan dengan meletakkan robot pada posisi awal dalam arena dan mengaktifkan
robot agar bergerak menelusuri sisi lintasan dalam selang waktu tetentu untuk
setiap pengujian. Selanjutnya dihitung banyaknya benturan yang dilakukan robot
pada dinding arena dan berapa selang waktu yang dibutuhkan robot dalam
menelusuri lintasan.
a) Pengujian Robot Mengikuti Sisi Dinding Kanan
Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui performa sistem kontrol PID dari
parameter-parameter Kp, Ki dan Kd yang sudah didapatkan pada proses tuning yang diimplementasikan pada robot
dalam mengikuti sisi dinding lintasan sebelah kanan. Arena pengujian dan
ilustrasi jalur pergerakan robot ditunjukan pada Gambar 14.
Gambar 14 Ilustrasi Pergerakan Robot Mengikuti
Sisi Dinding Sebelah Kanan pada Arena Pengujian
Tabel 4 Hasil Pengujian Robot Mengikuti Dinding
Kanan
Pengujian Ke-
|
Jumlah Benturan
|
Lama Waktu
(Menit : Detik)
|
Hasil Pengujian
|
1
|
6
|
7 :56
|
berhasil
|
2
|
5
|
7 : 49
|
berhasil
|
3
|
7
|
7 : 64
|
berhasil
|
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui
bahwa robot wall follower dengan
menggunakan kontroler PID telah berhasil membuat keputusan dalam menentukan
pergerakan robot selama mengikuti dinding sebelah kanan. Masih terjadinya
beberapa benturan antara badan robot dengan dinding arena saat proses pengujian
dikarenakan tidak adanya percepatan respon robot untuk segera mencapai setpoint
yang diinginkan sehingga saat terjadi error yang besar seperti pada waktu
melewati belokan robot tidak bisa segera memperbaiki posisinya hal inilah yang
menyebabkan akhirnya terjadi benturan antara badan robot dengan dinding arena.
b) Pengujian Robot Mengikuti Sisi Dinding Kiri
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
performa kontroler PID yang
diimplementasikan pada robot dalam mengikuti sisi dinding sebelah kiri. Arena
pengujian dan ilustrasi jalur pergerakan robot ditunjukan pada Gambar 15.
Gambar 15 Ilustrasi Pergerakan Robot Mengikuti
Sisi Dinding
Sebelah Kiri pada Arena Pengujian
Tabel 5
Hasil Pengujian Robot Mengikuti Dinding Kiri
Pengujian Ke-
|
Jumlah Benturan
|
Lama Waktu
(Menit :
Detik)
|
Hasil Pengujian
|
1
|
5
|
7 :
40
|
berhasil
|
2
|
6
|
7 : 58
|
berhasil
|
3
|
3
|
3 : 36
|
gagal
|
Berdasarkan
hasil pengujian dapat diketahui bahwa robot wall follower dengan menggunakan kontroler PID telah
berhasil membuat keputusan dalam menentukan pergerakan robot selama mengikuti
dinding sebelah kiri. Kegagalan robot untuk bergerak terus menerus pada
pengujian ketiga disebabkan oleh terbenturnya badan robot pada bagian tertentu
pada dinding lintasan sehingga posisi robot bergeser yang mengakibatkan robot
terhenti.
V. KESIMPULAN
Dari
hasil perancangan dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut.
1. Sensor ultrasonik PING))) memiliki kesalahan
rata-rata pengukuran sebesar 0,12 cm. Semakin dekat jarak objek terhadap
sensor, kesalahan pengukuran semakin meningkat.
2. Dengan menggunakan kontroler PID yang
dirancang, robot wall follower telah
mampu mengambil keputusan gerakan yang harus dilakukan dalam mengikuti sisi
dinding arena, parameter kontroler PID diperoleh dari hasil tuning dengan metode hand tuning adalah Kp=4, Ki=2, dan
Kd=0,05. Respon robot telah mampu memenuhi batas error yang diharapkan yaitu tidak melebihi 2 cm dari nilai setpoint yang ditetapkan dengan settling time (ts) = 6 sekon.
DAFTAR PUSTAKA
[1] ORJ, Official Robotic Japan atau Japan
Industrial Robotics Association 1997, Robotics
for Electronics Manufacturing, diakses 20 Maret 2013, dari
http://books.google.co.id.
[2] DIKTI. 2013. Panduan Kontes Robot Pemadam Api Indonesia 2013. Jakarta: DIKTI.
[3] Akbar, Arnas Elmiawan. 2013. Implementasi
Sistem Navigasi Wall Following Menggunakan
Kontroler PID dengan Metode Tuning pada
Robot Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Divisi Senior Beroda. Malang:
Skripsi Jurusan Teknik Elektro FT-UB.
[4] Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan). Erlangga. Jakarta.
mantap
BalasHapusmenariks ekali infonya ini min...
BalasHapushttp://cody.id/produk/blower-infrared/infrared-rework-station-cody-862d/